Tuesday, June 1, 2010

Buku Perdana

--- Hidup seorang perempuan menjadi lengkap bila sudah memenuhi 3 hal: Mempunyai anak, Menerbitkan buku dan Menanam pohon --- pepatah spanyol


Bila menanam tomat sudah dihitung menanam pohon, berarti lengkap hidup saya. Pasalnya, soal membuat buku itu, tinggal menunggu penerbitannya. Bila semua lancar. Meski sejujurnya, gelar penulis adalah salah satu profesi di dunia yang tidak penah saya bayangkan akan saya miliki. Terjadi begitu saja. Mengalir bagai air.

Kisah berawal lebih dari setahun lalu saat seorang teman curhat untuk kepingin jadi penulis karena punya banyak kisah tapi tak tahu dari mana, dan juga dia bilang kurang pintar bikin dialog. Iseng didorong perasaan yang mulai bosan hanya jadi ibu rumah tangga, saya justru mengajukan diri membantu dia. Ketik ketak ketuk. Jadilah 15 halaman pertama. Kemudian kisah dilanjutkan dia, diulik saya. Penciptaan tokoh, merangkai garis besar cerita, memelototi detail, mengubah nasib tokoh. Ternyata saya suka menulis panjang begini, bisa menghasilkan perasaan semu seolah olah menjadi tuhan, yang mengkreasi kehidupan.

Naskah terbentuk. Atas rekomendasi seorang teman, kami mengajukan pada seorang editor penerbit besar. Seperti sms suami saya, JK Rowling tidak berhasil menggolkan naskahnya di 10 penerbit yang ia kirim, naskah kamipun di tolak. Kami sempat bete, tapi sedikit. Saya langsung pasrah. Jujur saja, nggak pernah menerbitkan buku bukan hal yang membuat hidup saya nelangsa. Lah saya ini dalam sejarah punya nilai jeblok dalam pelajaran karang mengarang. Sekilas kenangan:
-waktu SD, nilai saya paling tinggi di Matematika. Bila pelajaran mengarang tiba, saya menghitung banyaknya kata supaya lewat batas minimum karangan di terima
-SMP, SMA jurusan fisika.
-Kuliah di Psikologi, tahun pertama di bulan kedua, saya membuat list berbagai kata sambung, kata hubung dan kata kata lain yang seharusnya saya pelajari ketika di sekolah dasar. kemudian setiap kali bikin tugas kuliah yang essai, saya lihat list itu untuk membuat tulisan lebih panjang dan nggak monoton.
Lepas dari tahun pertama di Psikologi, saya mulai lancar menulis. Imajinasi saya yang dicap kartun dan 'berlebihan' saya manfaatkan untuk melamar sebagai Question Creator di Quiq Family 100. Setelah 2 tahun, saya mundur. Duitnya kedikitan haha. Terus, pengalaman nulis yang lain muncul saat satu acara TV (Gurau Sedap TPI) di thn 2005 kekurangan pembuat naskah. Jadilah dari 'hanya bisa nulis ilmiah' bertambah menjadi 'bisa nulis script Tv' tapi untuk bentuk dialog dan lucu lucuan. Saat itu saya tidak tahu bahwa sempilan bagian kehidupan ini ternyata mempengaruh pada kehidupan saya selanjutnya.

Di Prancis, tahun tahun awal saya sibuk belajar jadi wanita domestik. tahun ke tiga, saya sudah bisa masak untuk menjamu tamu, rumah lolos dari standard kebersihan suami, anak sudah bisa jalan. Saya bosan. jadilah kisah menulis saya lanjut lagi, membantu teman saya tadi. Kami menulis tentang kehidupan ekspatriat di Abu dhabi melalui seorang tokoh yang bernama Chloe. Untuk itu saya jadi harus baca buku, browsing di google image dan berbagai projek menambah pengetahuan tentang isinya. Saya merasa cukup senang, ketika bisa ikut mengambarkan suatu tempat yang belum pernah saya injak. Juga setelah draft jadi, berdua teman saya, ternyata bisa membuat sebuah cerita panjang dengan detail yang awalnya hanya dibuat seperti flowcart. Akhirnya, kontribusi saya yang semula diperkirakan hanya bantu bantu, tidak kurang dari 50%. Joint partner.

Meski kalau kemudian buku ini terbit dengan ditempeli embel embel Base on true story, dgn profil penulis, yang terlihat bukan saya yang pernah tinggal disana. Tidak apa, saya sudah punya pengalaman menulis buku. Paling tidak hidup saya sudah lengkap, sesuai ucapan Carolina, teman spanyol saya. Kita lihat apakah karir dadakan saya ini akan berlanjut atau tidak... we will see... ;-)

No comments: