Tuesday, February 15, 2011

Gang Menpul. Black Valentine

Hari itu tanggal 14 Febuari tepat diusia 30 tahun 6 bulan 11 hari dari seorang yang bernama Wuni. Di hari kasih sayang itu, hanya satu yang diinginkan : Say No To Valentine!

Bukan karena Valentine adalah berasal dari St Valentin yang tidak berbasis dari agama mayoritas di negeri ini. Dia tidak peduli sama sekali dengan agama. Juga bukan dinilai terlalu L3B4Y binti 4L4Y. Tetapi simple saja, dia sedang tidak punya pacar, tidak ada yang diprospek jadi pacar dan tidak ada harapan seseorang menembaknya jadi pacar. Maka curhatlah dia kepada gang Menpul yang sebagian besar single.

Setelah berempuk di selingi tertawa-tawa nggak jelas seperti biasa, maka diputuskan untuk mengadakan satu tantangan yang berbau solidaritas. Seharian besok , tepat di tanggal 14 Feb mereka sepakat pakai baju hitam dari atas ke bawah. Dari pagi hingga malam, mereka akan makan di sebuah Caf�
"Gue yang booking Fashion Caf�nya! Pokoknya beres! Lo pada asal jangan telat!" kata Andri dengan gaya bos-bosnya.
"Ok. Deh nggak usah pake melotot gitu deh. Tuh piring ada yang kotor, cuci sono..." Umpan Lola yang ternyata berhasil mengalihkan pandang si Andri pengacara bermental office boy.

Dan begitulah yang terjadi.

Ternyata mengenakan busana berwarna hitam khas hendak melayat, bukanlah hal yang nyaman di hari kasih sayang sedunia itu. Terutama disaat orang orang berusaha tampil ceria. Yang wanita centil jelas-jelas pake pink. Yang tomboy, memilih kemeja cerah. Bahkan ada juga lelaki yang memakai kemeja pink.
"Gile mau kencan lo, pake pink gitu?"
"Iya nih. Nti malam mau nembak Dewi. doain ya" kata Yudo kepada Wuni.
"Iya deh"
"Nah elo kenapa pake item?"
"Terjebak perjanjian" jawab Wuni garuk-garuk.
Risih juga kalau sampai pak CEO melototi dan komentar
"Waduh, hari Palentin gini kok Mbak Wuni pake hitam ya. Apa nggak salah tuh..."
Rasanya kepingin hari berakhir juga, atau curang ganti baju warna cerah dulu. Tetapi hidup ber gang adalah integritas. Amit-amit kalau tidak jujur.

Sorenya, kelegaan datang saat berkumpul di Bengawan Solo. Satu-satu datang dan satu-satu orang yang lewat menoleh menengok mereka. Begitu jumlahnya genap 7 orang.
"Gila! Susah lho taunya pake baju item gini. Semua orang pada ngeliatin. Gua ampir aje nyerah" Lola duluan curhat
"Iya. Biasanya gue pake item biar nggak dipelototin pas meeting. Tapi tadi jadi gue yang diliatin semua orang gitu. Mana CEO gue pake komentar segala lagi. Sialll" Wuni ikut nimpalin
"Kalo aku, untungnya cuma ada meeting ngomongin restoran baru, siang ini" Was tersenyum lega.
"Ah. Baru juga diliatin... Jarang-jarang bisa sukses gini. ya nggak.. ya ...ngak" Ujar Jajang ceria sendiri
"Huuu.. Elo emang caper!" Umpat si Andre
"Udah yuk kita pergi" Kata si supir mengingatkan

Begitu masuk ke ruangan yang sudah didekor seromantis mungkin, para pengunjung yang hampir semua berpasangan, menoleh dengan pandangan heran dan nyaris melotot. Apa-apaan ada segerombolan manusia berpakaian hitam? Mereka melangkah yakin, seyakin gerombolan semut mengotong gula. Karena jumlah berperan. Kalau banyak begini, semua pasti tahu hal ini dilakukan dengan sengaja.

Karena Andre yang terhormat tidak berhasil mendapatkan meja, maka mereka punya posisi lebih strategis lagi. Ditengah-tengah melingkari meja bar! Sepanjang sejam pertama, keberisikan mereka sepertinya sukses membuat kesal orang-orang di sekitar.
"Yang itu kayaknya lagi siap-siap mau nembak. lihat di balik tangannya dibawah bangku dia punya bingkisan kecil"
"Kalo yang itu, yang cewek keliatan malu-malu banget, pasti lagi deg-degan pengen tahu kalimat tembakannya"
"Gila, kenapa juga sih orang-orang ini bela-belain pada pake baju pink"
"Eh sepertinya kita mengagalkan suasana romantis yang dibutuhkan mereka deh".
"Tau nih! sebenernya jahat juga lho kita!"
"Ya udah lo nyanyi aja deh Jang!"
"Jajang! jajang!"
"Malu ah... "
"Halah sok malu. lo kan penyanyi cafe. tuh dipanggil vocalis bandnya.. daripada kita berisikin ditengah gini kali ya..."
"tapi kalian joget ya. nemenin gue nyanyi.."
"Beresssss !!!!!!!" kata yang lain serempak.

Jajang pun naik ke panggung. yang lain pasang badan di lantai dansa. Tak lama sehabis berunding, Jajang pun melantunkan suara merdunya.

I think i was survive.. i will..
just thinking of .. without you by myself..
--- mengalunlah lagu...---

I WILL SURVIVE!

Para peserta joget terkejut sebentar tapi lalu bergeol-geol gembira. Sedangkan para pengunjung lain, terkejut dan berlipat muka mereka.

Sepulangnya dari situ, Wuni tahu. Semua temannya di gang itu tahu. Saat mereka berpandangan penuh senyum sambil menunggu mobil Alex keluar dari parkir. Tahu bahwa saat itu mereka menemukan arti baru dari sebuah hari Valentine. Hari untuk menemukan kasih sayang dengan sesamamu, dengan teman temanmu, keluarga atau siapa saja. Semangat cinta buat siapa saja. Say no to Say No Valentine!

Tetapi maaf, tindakan itu disadari kurang berkasih sayang bagi pasangan yang hendak saling tembak malam itu...

Monday, February 7, 2011

Sambal Expired

Dalam hal makanan, selain tata makan dan rasa yang berbeda, ternyata tingkat "kebersihan" juga tidak sama. apalagi kalau bukan antara makanan indonesia- prancis. *maaf bagi yang tersinggung*

Di sini kepatuhan terhadap label dikonsumsi adalah wajib. baik makanan awetan maupun segar, akan dibuang bila sudah melebihi tanggal yg ditentukan alias expired. tidak ada cara coba-cicip dulu seperti di tanah air. Pun, tempat penyimpanan seperti kulkas suhunya selalu terjaga. Maka tidak heran perut orang sini tampaknya sangat 'steril'.

Runyamnya -biarpun tidak bermaksud bergaya- semakin lama kami merantau, semakin fragilelah perut kami. Tak heran, teman saya ada yg ikutan diare setiap mudik, persis para bule bule itu. Jadi dia tidak bisa makan sembarangan. Tidak bisa makan pinggir jalan. Apa tidak sedih?

Untuk itu, saya melatih perut supaya tetap tahan banting. Salah satu caranya adalah: MENGKONSUMSI MAKANAN EXPIRED, setiap 3-4 bulan sekali. Indomie expired 4 bulan. Yoguth expired 5 hari. Sambal expired 1 bulan. Pokoknya biar perut merintih dan kadang harus ke toilet lebih sering, saya anggap perut saya sedang latihan.

Runyamnya, tanpa bermaksud buruk terhadap tetangga saya yang super baik. Dalam undangan makan siang, sebagai balas jasa mereka yang sudah memperbaiki urusan rumah yang rusak, terjadilah adegan ini...

Saya masuk bawa sepiring kecil sambal - Sambal Lampung Lili. dan saya bilang:
"ini hanya untuk saya karena sangat pedas"
sejujurnya, selama ini saya nggak pernah ketemu bule yang berani melawan petunjuk ini. Rata-rata mereka takut pedas. Apalagi tetangga saya ini prancis asli dan umurnya sudah banyak. Saya yakin 100% kalo mereka orang Prancis tradisional, macam mertua saya.
"ah, suami saya suka sama makanan pedas" kata sang istri tetangga mengejutkan.
"iya saya mau coba" kata sang suami sambil melirik sambal saya itu.
"tapi ini pedas sekali. meskipun buat orang Indonesia. Kami sudah makan pedas dari umur 5 tahun lho! Juga biasa makan cabai rawit" kata saya berusaha menjelaskan yang bisa dijelaskan. karena dibelakangnya hal itu... bagaimana saya harus menjelaskan bila ini sudah expired? .Bukankah kejujuran juga ada batasnya?

Maka dengan senyum yang dibuat seringan mungkin saya sodori sambal itu. Dan sang suami mengambil satu sendok kecil, diaduk dengan tenang ke piringnya. Sesuap makan, dia langsung minum wine. Tetapi isi piringnya berhasil habis.

Oh My God! Semoga dia sehat-sehat saja perutnya! Manusia berhati malaikat itu ....