Thursday, July 9, 2009

Tout Quitter. Changer La Vie


salah satu acara di tipi, tentang orang orang yang meninggalkan semuanya untuk memulai hidup baru yang benar benar berubah. rata rata sih, orang kota yang terus hidup di desa jadi petani atau hidup di pesisir pantai yang sepi.

sepertinya semacam gema yang mewakili kehidupan saya 2 bulan terakhir ini. bagian itu thu: meninggalkan kota besarnya. saya ini kan lahir dan besar di jakarta, yang tidurnya di dampingi kalau tidak bunyi truk yang mampu bikin bumi bergetar atau suara bajaj yg meraung raung. terlebih memang orang tua paling pinter milih tempat paling serame mungkin. begitu keluar rumah, berjibun mata yang siap bentrok saat saya bergerak kemana aja. kemudian, pindah ke Paris, kota besar juga. meski penduduk paris hanya 2 jt saja (yg notabene 10%nya penduduk jakarta, meski surface kita nggak tau gimana perbandingannya), tapi suasananya nggak jauh sama ibu kota lainnya. di Paris yg merupakan kota paling banyak pengunjungnya sedunia, dimana mana manusia. kalo bukan namanya turis ya pendatang. berbagai orang bicara dengan berbagai bahasa, meski orang parisnya sendiri tetap sombong dengan bahasa prancis mereka.

Kota besar memiliki ciri trafic manusia yang tinggi, juga fasilitas super lengkap melingkupinya. mau cari apa saja bisa di capai dengan jalan kaki atau paling banter naik subway. kalau di jakarta ya naik bajaj or taksi. pemandangan di jakarta adalah rumah berjubel jubel, di paris apartemen berentet rentet. biaya tempat tinggal merupakan hal yang paling mahal. bisa mencapai 30% pengeluaran perbulan. oleh sebab itulah kami sekeluarga pindah menyingkir ke tempat baru ini, untuk menempati sebuah rumah dgn kamar yang layak bagi anak tercintah.

Villeparisis, nama kota kecil yang terletak di pinggiran paris. pinggiran=banklieu (baca:bangliu). secara geografi, letaknya dekat dengan bandara CDG dan eurodisney. secara transport, hanya 30 menit naik mobil dari paris, atau 22 menit naik kereta RER (semarga dengan jabotabek gitu). jadi kebayang dong, kalo kota baru saya ini nggak jauh jauh amat dari ibu kota. tapi. eh tetapi. ternyata kehidupan di kota kecil yang mayoritas merupakan daerah perumahan, sungguh berbeda.

Disini waktu berjalan dengan seenaknya. artinya, kalau kamu mau repot ya silakan temukan kegiatan. kalau mau santai, juga nggak ada aura tergesa semacam di kota besar. tapi seenaknya bukan berarti tanpa organisasi, krn fasilitas disini justru berjadwal. apapun itu, seperti toko roti, toko buku, supermarket rata rata punya jam istirahat siang. antara jam 1.30-3.30 mereka tutup. hebat kan! padahal paris yang menurut saya sudah lebih pemalas dari jakarta (disana semua tutup max jam 7, kec tempat tertentu, minggu tutup). di banklieu ini sepertinya kita harus mencatat pake note agar nggak terlantar di depan pintu yang bertuliskan kata TUTUP. shit, saya rabu kemaren kecele tuh.

belum lagi suasananya, saya yang sudah siap siap bakal menghadapi SEPI, tetap merasa aneh juga. disini, super tenang! bunyi paling kenceng adalah suara kulkas kami.. trrrrr.. trrrrrr.. jadinya saya suka nyalain tivi tanpa menontonnya, sekedar supaya ada suara. tapi kok ya nggak bijak banget. biaya tinggi, pemborosan energi. untunglah matheo masih suka berbunyi. selang seling dengan bunyi mainannya.

kalau sepi tapi Sosialisasi tinggi, mungkin nggak terlalu terasa. namun, tembok rumah kiri kanan yang tinggi ternyata menghalangi saya liat liatan dgn tetangga apalagi kedip kedipan. jadi sampai saat ini saya cuman kenal tetangga kanan, yg memang sering nongkrong bersihin halaman depannya kl saya lewat. kebetulan juga lingkungannya nggak ada anak kecil seumur matheo. ampun deh! saya sampai coba jalan jalan, di pinggir jalan, harapan saya mati krn lebih banyak mobil dari pada orang lewat. kadang saya ke taman bermain yang cuma ada luncuran di belakang rumah di kompleks apartemen, eh disitu saya dan matheo aja. kadang adasih anak lain, tapi ya cuman satu dua dan sebentar aja. mungkin ini krn masing masing udah punya rumah plus kebon buat lari lari kali ya. jadi nggak perlu pergi ke tempat umum buat main. cari kegiatan atas nama anak, saya sempet tanya ke la marie (walikota) buat cari info aktifitas untuk orang tua dan anak. katanya BANYAK tapi buat yang diatas 3-4 thn. hahaha alamak! beruntung kita hidup di tahun 2000an , jadi udah ada internet dan telp. khusus saya, ya tinggal sabar, setahun lagi matheo sekolah. dan oia, untungnya 8 menit jalan kaki ada kompleks toko deco dan mc donal. Lumayan bisa liat orang banyak.

perubahan selanjutnya yang bisa membunuh kedua hal diatas bernama SIBUK. ngurus rumah dan kebon ternyata menyita banyak banget waktu - lah kok pake ternyata. kan udah siap mental sebelum dulu mau pindah . hehehe - urusan buang sampah aja nih ada jadwalnya. kl dulu di jakarta tinggal pembantu yang urus, di paris tinggal dibuang di saluran apartemen, nah disini musti taruh tempat sampahnya ya. kekekeke. senin sampah kebon, selasa sampah biasa-tempat warna ijo, kamis sampah daur ulang-tempat warna biru, jumat sampah biasa lagi. efek positifnya? kurusan tanpa diet!!!

cuman enaknya, ya ada dong! adaptasi diatas kan bukan dalam rangka penyesalan yang terlambat. liat matheo lari lari dan ikutan siram bunga, bikin senang. menemukan diri seneng berkebon (dikit), bikin takjub sendiri. makan di teras kalo cuaca bagus, bikin bersyukur. dan yang terakhir, suami nyampe lebih cepet, jadi bikin keluarga semakin intim kayak nasi tim.