Friday, August 21, 2015

Beda Nulis sebagai hobi dan Buku

Menulis itu hobi. Buku itu industri.

Menulis dan menerbitkan buku sering kali dianggap sebagai satu garis lurus dan sebuah kesatuan. Bisa punya buku dengan nama tercantum di cover merupakan puncak dari pengakuan kemampuan menulis. Tetapi apakah titik tertinggi itu tidak mengdung konsekuensi? Saya bilang ada. Paling tidak kerena buku terkait dengan penerbit. Yang lalu terhubung dengan kuota penjualan buku. Iya, sebagai penulis kita harus jualan. Wich is nggak bisa lagi sekedar menganggap menulis sebagai hobi tetapi lebih dari itu. Saat omset berbicara, kita nggak bisa seenaknya ngumpet pacaran dengan keyboard huruf-huruf. Kalau sekedar hobi nulis, kita bisa pacaran dengan diri sendiri, tapi kalau sudah ada tumpukan buku di toko berarti kita harus maju. Ini industri. Kita musti muncul.

Maka di situlah saya berada. Create page sambil nyolek-nyolek kontak untuk nge-like. Bikin account Facebook baru yang lebih fokus duniat tulis. Sambil menjaring network juga bisa disapa yang mau kenalan. Twitter, ah ini masih pe-er. Saya nggak suka site ini yang membatasi banyak kebawelan yang bisa ditulis. Dan tentu saja, kalau penerbit mendukung, kita bisa PROMO BUKU.

Novel Segenggam Daun di Tepi La Seine adalah tempat saya berjuang untuk muncul. Exist is a must! Snif... Entah percaya apa nggak, saya sebenarnya lebih senang ngumpet. Nulis di blog ini diam-diam. Nulis sebagai moment kontemplasi. But anyway, saya dulu juga orang marketing. Di buku terdahulu, saya masih jadi diri sendiri. Ngumpet dan hasilnya no network. Sampai satu titik, kok sepertinya saya kurang bersyukur dengan pencapaian itu. Membuat saya sadar, bahwa titel penulis itu adalah pekerjaan. Saya musti memperlakukan diri sebagai penjual. Memarketingkan diri karena buku itu industri.

Lagipula, Novel Segenggam Daun di Tepi La Seine terbit ketika saya mudik yang dua tahun sekali. Masak sih saya nggak memanfaatkan kesempatan itu untuk merayakan hasil keras sebuah naskah yang saya tulis hampir setahun lamanya? Belum lagi proses edit sampai terbit. Nyatanya, saya girang luar biasa saat lihat buku saya bertumpuk-tumpuk di toko buku besar. Dan Promosi ini masih berlanjut. Dimulai dengan Book launching, Siaran di radio, Give away dan i dont know apa lagi yang bisa saya lakukan... Menyebarkan tanda tangan? Hihi.. yang ini saya masih sering ketawa geli. Gimana nggak... dulu kuliah saja malah maunya bisa titip tanda tangan kok ya. Sekarang, sok selebritis ;-P Promo pertama Book launching tentu saja bisa terjadi bila didukung penerbit. Gramedia Pustaka Utama memiliki divisi yang cukup spesifik dan profesional. Mereka yang handle dealing dengan venue, keluar duit untuk snack dan nyiapin atribut promosi di tempat. Sebagai penulis, kita cukup menyediakan MC saja dan beli buku sendiri sebanyak 100 buah. It's not dificult. Buku itu toh bisa kita jual direct.

Here we go... dimulai dengan menyebarkan undangan

Acaranya. Syukurnya lumayan meriah! Undangan pada datang dan full :-D Saya malah lebih cenderung happy bisa melihat kumpulan teman-teman dan kerabat yang dekat dengan saya. Acara diisi dengan presentasi buku dan kuis ( yes, saya nolak acara yang isinya hanya bla-bla dari satu arah) Kuis berhadiah souvenir kecil yang saya tenteng dari Paris. Orang Gramedia bilang acara ini termasuk sukses dengan penjualan yang lumayan. Tuh kan penjualan lagi ujungnya haha

Beberapa pengunjung yang kelihatanya ambil foto. Berasa gimana gitu....


Promo berikutnya berlanjut beberapa hari setelah itu. Gramedia punya kerjasama dengan radio. Sindo Trijaya yang memiliki channel di seluruh Indonesia memawancara saya dalam siaran Penulis Bicara. Tanggapan dari orang-orang yang saya kenal lumayan mengejutkan. Ada yang ngomel karena saya muncul ketika dia lagi cari lagu di dalam mobil di tengah kemacetan. Malah ada juga yang bikin rekaman yang lalu di share di group whatsap. Actualy, i feel it's not that bad to play like a star wkwk. Saya dibikin suprise dengan perhatian yang besar dari kiri kanan yang tidak saya prediksi sebelumnya.


Setelah ini, saya kerjasama dengan seorang pengerak blog mengadakan program Give Away. Para pengejar 'buntelan' , istilah mereka mengejar buku gratis dimaksudkan membuat 'sound' di kalangan penikmat kata. Yah, asik melihat reaksi para peserta atas pertanyaan yang diajukan. Yuks ikutan! Masih berlangsung tuh! sd 22 Sept. Intip Facebook saya deh!


Sementara sekian dulu. Intinya: suka nulis adalah hal yang esensial tetapi kalau sudah melangkah sampai penerbitan, kamu harus siap muncul. Bagi saya, popularitas bukan tujuan utama, melainkan bonus saja. (Untungnya saya jauh dari tenar hihi) . Yang perlu diingat bahwa kita harus terus mawas diri karena di atas langit, masih ada langit. Show yourself like a cofee: at the rigth time with the rigth dose.