Thursday, October 8, 2009

Timur di barat: Parno Porno

Apakah definisi pornografi atau pornoaksi atau teman teman si porno ini? berhubung saya nggak rajin buka kamus, kata kata ini mending saya ganti sebagai Buka bukaan.

Buka bukaan memiliki nilai penghayatan sangat berbeda di timur dan barat.

Kita bahas yang di timur dulu. Di negara kita gampang cari kriteria buka bukaan. Buka bukaan bersaudara dengan si rumpun porno itu, dan sangat terlarang. Meski pornografi sebenarnya ada juga, coba saja DVD bajakan porno yang mudah di temui di tempat tempat umum. Sudah jelas porno, nggak menghargai hak cipta pula. Kalau di kancah lebih serius, saya nggak pernah lupa bahwa dulu sempat ada satu pejabat DPR yang mengajukan undang undang itu, yang efeknya diperkirakan akan membuat kaum wanita tambah sulit saja memilih baju. Coba juga istilah busana muslim dengan sering di sebut busana sopan. lah memang kalo nggak pake baju muslim jadi nggak sopan? kok bisa sih pilih nama yang nggak nyambung begitu. Padahal suhu di indonesia kan termasuk gerah. Busana muslim ya busana muslim aja, nggak usah dikaitin sama sopan santun. Salah satu bukti obsesinya orang Indo dengan semangat anti buka bukaan.

Sekarang di Barat. Wah listnya sudah pasti masuk ke area interdit calon undang undang pornografi dan pornoaksi si bapak DPR tadi. Dimulai dari yang natural saja, di kehidupan sehari hari. Kalau musim sedang panas atau suhu tinggi, di jalan nggak usah heran orang orang pada buka bukaan, tak terkecuali kaum wanitanya. Biasanya baju You can see tali satu tipis dimana mana. Yang terasa berbeda sekali, reaksi kaum pria sini ya biasa biasa saja. Mungkin karena sudah terlatih dari kecil, mungkin juga begitu takut tersangkut kasus pelecehan. Pola pikir disini memang bertolak dari di timur, di barat yang harus ditahan yaitu reaksi orang yang melihat, bukan si objek yang di suruh bergerah gerahan. Makanya sering saya berpapasan dengan perempuan yang pake baju tipis tanpa bra, atau si gendut yang pake you can see kecil dengan lemak melecet dimana mana. Secara suasananya cuek cuekan, ya pemandangan begitu seperti melihat orang pakai seragam di sekolah. Biasa saja.

Buat orang timur yang mau memuaskan matanya, disarankan datang ke pantai di barat. Di sana, banyak sekali perempuan yang toples, alasannya supaya punya warna kulit yang rata sekujur tubuh setelah berjemur. Bahkan bisa juga ke pantai pantai atau daerah turistik yang memang dipersembahkan untuk kaum nudis. Prancis punya daerah nudis yang jumlahnya cukup signifikan di Eropa. Saya selalu saja takjub kalau sedang liburan di tempat para bule ini. Buka baju, buka beha santai aja gitu. Orang orang lakinya juga nggak ada tuh yang jadi noleh apalagi diam diam ambil foto. Meski karena saya gede di timur, sayanya sendiri sih nggak bakalan bisa santai buka bukaan begitu. Kalo nonton, bolehlah haha.

List merambat ke area publik. Buka bukaan berjudul unlimited, bahkan sampai menyulitkan saya untuk melihat batas buka bukaan yang terhitung rumpun porno. Sejujurnya, nggak pernah ada tuh. Soalnya ya... Toples disini sah sah aja (kecuali untuk acara Paris Plage yaitu bikin pantai di sepanjang sungai yang membelah paris, itu maksimal bikini). Toples di pantai, di film dan di televisi! Pernah di acara talkshow, ada satu pembawa ramalan cuaca bilang: Jingle La Blonde avec Gros Sein (Gadis pirang dengan toket besar), dan eng ing eng, dari balik meja muncul perempuan pirang beneran yang toples, senyum senyum nggak berdosa. Publik ya cuma ketawa aja. Tontonan kayak gini juga nggak jarang dilakukan kaum pria. Pernah ada seorang penulis yang judul bukunya tentang ketelanjangan, eh pas ditantangin, dia beneran striptease sampe bugil di depan kamera. Urusan buka bukaan begini, Prancis lebih "asal!" dari amerika sekalipun. Lihat saja film buatan amerika, perempuannya udah pada telanjang, lakinya masih aja pake kolor. Kalau di Prancis baik film maupun pertunjukan, laki laki nggak jarang juga kelihatan penisnya. Orang terkenalpun cuek saja, misalnya para pemain rugby yang bikin kelender bugil. Kalendernya sih nggak bugil total tapi dvd making offnya iya. Film juga gitu. Kalo perempuan bugil, lakinya juga. Malah limit film bugil juga lebih "asal!" dari di amerika. Disini, film yang bugil, seks berat, minimum umur 16 saja. Keterbukaan ini memang sudah hawanya. Pernah saya ke toko buku, pas kalender bugil grup rugby itu muncul, yang didepan saya cekakakan adalah 2 nenek nenek (nenek nenek 60an tahun gitu lho!), yang ngobrol "ini sih asik ya, tapi nggak buat kita, udah ketuaan". Pas liat saya senyum senyum, mereka juga ngajak ngobrol saya. Jadinya Buka bukaan memang dinikmati tanpa ada unsur nafsu. Seringnya lho! Orang sini kalau mau nafsu terbatas di situasi privat dan seringnya disengaja. Sengaja datang ke seks shop, sengaja sama pasangannya, sengaja beli buku porno dll dll.

So, beda banget ya.

Wednesday, October 7, 2009

Anak bapaknya

Waktu berjalan lambat, seperti air tetesan sisa hujan dari talang. tes. tes.
tes.
tes. tes
Anakku tergeletak lunglai, sakit, di dadaku.
Dia memang pemuja bau ketek emaknya.
Dan aku menyebutnya anak kangguru.

"Nak. Nak. Coba kasih senyum sedikit. Sebentar lagi bapakmu pulang"
Terdengar lagi sisa hujan dari talang. tes. tes. tes
"Nah itu dia. Dengar suara mobil masuk garasi?"
"Dengar suara langkah bapakmu?"
"Dengar suara batuk batuknya? Dia sakit juga rupanya"

Ah. Bapak-Anak ini sama saja. Kalau udara mulai dingin, pasti jatuh sakit.
Kadang bersamaan, kadang berselingan.
Capek Nak. Bosan Nak. Sedih juga.

Tel Pére. Tel Fils.
Air talang jatuhnya dari hujan.

(ini autumn, belum juga winter. please deh!)