Dahulu, sendiri bukanlah sepi
Dia tak bermakna
Kedatanganmulah yang menyadarkanku
bahwa dua lebih baik dari satu
Kau janjikan kelip bintang yang tak terjangkau mata
Kau kenalkan aroma nafas yang menyempurnakan jiwa
Detik berlalu, bulan berganti
Dan ragamu kembali berkelana
Meninggalkanku di nyata ini
Kini, sendiri tak sama lagi
Sepi
Nelangsa
Maka biarkan aku bertanya
"Mengapa orang se-elok engkau sudi mampir dalam hidupku?"
Bukan hadirmu, Sebentarnyalah yang aku benci
Dan tak tahukah kamu
Hanya dengan bayangmu, aku mati perlahan
Tersobek, Tersayat
Karena Harapan bukanlah sebuah mainan
No comments:
Post a Comment