Wednesday, December 31, 2014

Hari Ibu

Hari Ibu yang lalu dan setiap akan Hari Ibu.

Setiap pagi di hari ibu, saya menjadi orang yang paling berbahagia. Saya membayangkan anak saya mengucapkan 'Selamat Hari Ibu' dan membanggakan peran saya sebagai seorang ibu. Sekali lagi, itu di pagi hari. Mulai siang, saya merasa narsis karena cuma menyanjung jasa diri sendiri ke anak saya *boleh deh diketawain haha*. Mulalah saya berusaha lebih 'normatif' mikirin ibu saya. Loh kok susah wkwk *emang anak kurang ajar*. Lalu, saya dihajar berbagai flashback: saya  nyaris nggak pernah 'dipegang' ibu. Sampai umur 10 thn, saya identik anak bapak dan masa kecil saya habis dengan pembantu atau baby sitter. Saya cuma ingat ibu sebagai orang yang ngejar-ngejar suruh makan yang nggak saya suka macam pizza dan duren.

Lalu orang tua bercerai. Saya diculik bokap. Hiduplah saya dengan ibu tiri, Yang tidak jahat tapi tidak hangat. Bapak saya punya politik yang cukup kejam: kalau kami nggak minta diantear ketemu ibu, dia kasih uang saku lebih. So jaranglah kami sambang. Saya pun jenis anak yang datar perasaan (mungkin kebanyakan denial). Kalau ketemu ibu, saya bingung mo ngomong apa. Tahun-tahun terakhir masa hidup ibu, dia tinggal serumah sama kami. Tapi yang saya ingat, ibu saya lebih sering nyindir karena saya galak nggak bolehin dia makan yang enak-enak. Lah dia kena diabetes akut dan darah tinggi. Saya nggak pernah jadi favorit ibu dan saya nggak pernah beneran ngerasa dekat dengan ibu. Yang pasti, tiap hari ibu, rasanya datar saja. Saya nggak pernah ngucapin apa-apa ke dia. Yah namanya juga anak kurang ajar. Saya cuma sempat takut karena surga di telapak kaki ibu tapi yah waktu itu saya belum kenal gimana kasih pijat refleksi haha.

Lalu hidup terus bergulir. Saya punya anak. Saya yang tomboi jadi ibu. Ketika melahirkan dan nyusuin anak saya, barulah saya dihantam lagi ingatan tentang ibu. Do you how i feel then? It's hurt! Rasanya saya mau bersujud dimakamnya. Mau bilang how i love her and how i feel sorry. But it's too late.. Dia sudah nggak ada. Tapi saya tahu bahwa cinta ibu nggak pernah pupus walau nggak pernah diperlihatkan. Seperti saya mencintai anak saya sendiri. Sejak jadi ibu, begitulah siklus yang selalu saya alami.

Dan setiap sehari setelah hari ibu, saya akan membatin "Happy belated mother's day Mom. You should know that i love you. But i was too stupid to realize that".


No comments: