Monday, February 7, 2011

Sambal Expired

Dalam hal makanan, selain tata makan dan rasa yang berbeda, ternyata tingkat "kebersihan" juga tidak sama. apalagi kalau bukan antara makanan indonesia- prancis. *maaf bagi yang tersinggung*

Di sini kepatuhan terhadap label dikonsumsi adalah wajib. baik makanan awetan maupun segar, akan dibuang bila sudah melebihi tanggal yg ditentukan alias expired. tidak ada cara coba-cicip dulu seperti di tanah air. Pun, tempat penyimpanan seperti kulkas suhunya selalu terjaga. Maka tidak heran perut orang sini tampaknya sangat 'steril'.

Runyamnya -biarpun tidak bermaksud bergaya- semakin lama kami merantau, semakin fragilelah perut kami. Tak heran, teman saya ada yg ikutan diare setiap mudik, persis para bule bule itu. Jadi dia tidak bisa makan sembarangan. Tidak bisa makan pinggir jalan. Apa tidak sedih?

Untuk itu, saya melatih perut supaya tetap tahan banting. Salah satu caranya adalah: MENGKONSUMSI MAKANAN EXPIRED, setiap 3-4 bulan sekali. Indomie expired 4 bulan. Yoguth expired 5 hari. Sambal expired 1 bulan. Pokoknya biar perut merintih dan kadang harus ke toilet lebih sering, saya anggap perut saya sedang latihan.

Runyamnya, tanpa bermaksud buruk terhadap tetangga saya yang super baik. Dalam undangan makan siang, sebagai balas jasa mereka yang sudah memperbaiki urusan rumah yang rusak, terjadilah adegan ini...

Saya masuk bawa sepiring kecil sambal - Sambal Lampung Lili. dan saya bilang:
"ini hanya untuk saya karena sangat pedas"
sejujurnya, selama ini saya nggak pernah ketemu bule yang berani melawan petunjuk ini. Rata-rata mereka takut pedas. Apalagi tetangga saya ini prancis asli dan umurnya sudah banyak. Saya yakin 100% kalo mereka orang Prancis tradisional, macam mertua saya.
"ah, suami saya suka sama makanan pedas" kata sang istri tetangga mengejutkan.
"iya saya mau coba" kata sang suami sambil melirik sambal saya itu.
"tapi ini pedas sekali. meskipun buat orang Indonesia. Kami sudah makan pedas dari umur 5 tahun lho! Juga biasa makan cabai rawit" kata saya berusaha menjelaskan yang bisa dijelaskan. karena dibelakangnya hal itu... bagaimana saya harus menjelaskan bila ini sudah expired? .Bukankah kejujuran juga ada batasnya?

Maka dengan senyum yang dibuat seringan mungkin saya sodori sambal itu. Dan sang suami mengambil satu sendok kecil, diaduk dengan tenang ke piringnya. Sesuap makan, dia langsung minum wine. Tetapi isi piringnya berhasil habis.

Oh My God! Semoga dia sehat-sehat saja perutnya! Manusia berhati malaikat itu ....

No comments: