Friday, September 18, 2009

timur di barat: Sekuler

Negara prancis merupakan negara Sekuler. Yang artinya, mengakui agama tetapi tidak melibatkan agama dalam suasana publik. Salah satu contohnya dengan adanya larangan untuk mengunakan aksesoris keagamaan di sekolah publik. Kalau mau ya sekolah saja di sekolah khusus. Gelombang protes saat aturan ini disyahkan datang dari kaum Islam yang keberatan dengan dilarangnya pemakaian jilbab. Walau sebenarnya larangan ini juga berlaku untuk semua agama. Orang Juif dilarang pakai kumpluk item di kepala, orang Katolik or kristen pun dilarang pakai kalung salib, terutama yang besar. Apalagi kalau melebihi 5 kg, ditakutkan akan menyakitkan leher mereka.

Suasana sekuler ini dihayati benar benar oleh sebagian besar penduduk Prancis. Sebenarnya sih nggak terlalu berbeda dengan yang terjadi di Indonesia, khususnya untuk fenomena hari besar. Bila di Indonesia lebaran mewakili kumpul keluarga dan teman, maka Natal di Prancis merupakan sarana yang sama. Hanya saja, bedanya bila di Indonesia, pada saat keagamaan masal tersebut, setiap orang menjadi terlihat lebih alim dari biasanya karena nggak mau dipandang beda oleh lainnya atau memang sedang mengumpulkan pahala untuk setahun. Disini, orang yang memang sudah tidak terikat dengan agama secara hati, mereka dengan leluasa mengakui saja. Seperti halnya suami saya, dia langsung mengaku kalau Natal yang disukai yaitu kumpulnya sehingga kalau diajak ke gereja pun, dia memilih di rumah sendirian minum champagne. Beberapa hari libur, dia pernah bilang ke saya "ini libur umat Katolik, tapi nggak tau deh apa? saya musti cek wikipedia dulu". Bahkan dia sering bilang kalau dia itu aslinya atheis. Ia lebih memuja alam semesta di banding Tuhan. Pastinya sikap seperti ini akan dibilang radikal bila di Indonesia, dimana semua orang wajib menganut agama dan menunjukkan bila dia memang berhak menyandang agama tersebut. Kalau tidak maka pandangan masyarakat akan negatif dan KTP lah yang akan kena getahnya, buktinya ada istilah: Dasar lo Islam KTP!

Agama di sini dipandang sebagai salah satu aspek dari kehidupan, seperti makan, minum dan seks. Oleh sebab itu, orang sini santai saja diskusi apapun bentuknya soal agama bahkan mencela agama bukan hal yang aneh. Sebut saja di televisi yang merupakan sarana informasi umum, ada satu acara televisi yang berbentuk boneka boneka - Le Guignol, nggak jarang mengangkat topik agama sebagai bahan humor. Pernah saya lihat, satu adegan dimana semua Tuhan dari agama agama berpesta minum anggur. Ada Jesus, Tuhan orang Juif, Nabi Muhammad. dan asik aja gitu cela celaan. Saya saja yang termasuk cukup sekuler di indonesia dulu, masih terkaget kaget juga. Orang Katolik disini malahan juga nggak terlalu memuja agamanya kok, apa lagi mensucikan. Ketika suatu kali Benoit(pengganti Paus 12, yg orangnya lebih konservatif dan lebih tua) sedang mengunjungi Brazil dan memberi ceramah untuk anti kondom kepada kaum muda, gelombang protes keras terjadi di Prancis. Di depan Katedral Notredame, banyak orang membawa spanduk. Beberapa orang yang diwawancara di televisi mengaku malu punya pemuka agama seperti itu. Seorang ibu mengatakan, bila ia disuruh memilih maka dia akan memilih kondom dibanding Benoit. Nah, makanya pas terjadi kasus penghinaan terhadap nabi Muhammad beberapa tahun lalu di kartun, orang sini jujur aja pada heran. Mereka memang nggak pernah belajar mengsakralkan agama, meski nggak semua ya.

(Yang ditulis disini cuma standard umum. Maaf buat yang tersinggung)

No comments: